CANDIMULYO – Suasana pagi yang cerah di Desa Candimulyo, Kecamatan Kertek, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, pada Senin (10/6) kemarin terasa berbeda. Udara segar pegunungan yang dingin berkolaborasi dengan fenomena aphelion seolah menyambut kedatangan sepuluh pemuda-pemudi dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Mereka adalah para peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) angkatan 2025 yang siap menuliskan babak baru pengabdian masyarakat selama 45 hari ke depan di desa yang baru saja menyandang predikat juara ini
Di balik senyum ramah dan tatapan penuh harapan, para mahasiswa ini menyimpan segudang ide dan energi positif yang siap ditumpahkan untuk kemajuan Desa Candimulyo. Kedatangan mereka bukan sekadar memenuhi kewajiban akademik, melainkan sebuah komitmen nyata untuk turut serta dalam pembangunan desa melalui pendekatan ilmiah dan solutif.
"Selamat datang di rumah kedua kalian," sambut Kepala Desa Candimulyo, Bapak Parman, dengan suara yang hangat namun penuh wibawa di Balai Desa yang menjadi tempat pertemuan pembukaan. "Kami percaya kehadiran adik-adik mahasiswa ini akan menjadi angin segar bagi kemajuan desa kami."
Sekretaris Desa Candimulyo, Heri Susilo Amin, S.Pd.Si., dengan bangga memaparkan berbagai capaian gemilang yang telah ditorehkan desa ini. "Baru-baru ini, kami meraih Juara 1 tingkat Jawa Tengah dan Juara 2 Nasional melalui buku profil 'Kampung KB Abhinaya Desa Candimulyo'," ungkapnya dengan mata berbinar. Prestasi ini bukan datang tiba-tiba, melainkan buah dari kerja keras seluruh warga dan pemerintahan desa selama bertahun-tahun.
Tak berhenti di situ, desa yang terletak di ketinggian 1200 Mdpl ini juga telah mengembangkan berbagai program unggulan di bidang pertanian, peternakan, dan pengembangan masyarakat. "Kami memiliki kelompok tani yang aktif, usaha kecil menengah yang terus berkembang, serta program pemberdayaan perempuan yang patut dibanggakan," tambah Heri.
Koordinator mahasiswa KKN UIN Jogja menyampaikan dengan penuh semangat. "Kami datang bukan sebagai 'orang luar' yang tahu segalanya, melainkan sebagai mitra belajar yang siap mendengarkan, berdiskusi, dan bekerja sama dengan seluruh elemen masyarakat," tegasnya.
Durasi 45 hari mungkin terasa singkat, namun tim ini berkomitmen untuk memanfaatkan setiap detiknya secara optimal. "Kami menyesuiakan rencana kerja dengan program desa dan kebutuhan riil masyarakat, dengan tetap terbuka untuk masukan dan penyesuaian selama proses berlangsung," lanjut koordinator tersebut.
Kepala Wilayah Dsn. Madukoro, Joko Slamet, S.Pd., Gr., dalam arahanya menyatakan komitmen untuk mendampingi para mahasiswa. "Kita membuat grup WhatsApp khusus untuk memudahkan koordinasi sehari-hari," ujarnya. Beliau juga mengajak para mahasiswa untuk tidak hanya fokus pada pekerjaan, tetapi juga menikmati suasana desa di lereng gunung Sindoro ini.
"Percayalah, pengalaman KKN di sini akan menjadi kenangan yang tak terlupakan seumur hidup kalian," kata Joko dengan nada yang menggugah. "Dan kami berharap, kolaborasi ini bisa membantu kami mencapai target tahun depan, yaitu desa digital, rumah dataKU, dan pengembangan perpustakaan desa
Secara filosofis, KKN merupakan manifestasi nyata dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya pengabdian kepada masyarakat. Program yang telah berjalan puluhan tahun di Indonesia ini bukan sekadar tradisi akademik, melainkan sebuah metode pembelajaran hidup yang tak ternilai harganya.
Bagi mahasiswa, KKN adalah laboratorium kehidupan sesungguhnya. Di sinilah teori-teori yang selama ini dipelajari di ruang kelas akan diuji dengan realitas lapangan yang kompleks. Bagaimana menghadapi perbedaan pendapat, menyelesaikan masalah dengan sumber daya terbatas, dan beradaptasi dengan budaya lokal - semua ini adalah pelajaran berharga yang tidak bisa didapatkan di kampus.
Kehadiran mahasiswa KKN ini diharapkan bisa memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi Desa Candimulyo. Bukan hanya melalui program-program konkret yang akan dilaksanakan, tetapi juga melalui transfer pengetahuan dan semangat inovasi yang mereka bawa.
Di sisi lain, para mahasiswa pun akan mendapatkan pengalaman tak ternilai dalam memahami realitas sosial masyarakat pedesaan. Mereka akan belajar tentang kepemimpinan, kerja tim, dan problem solving di lapangan - keterampilan yang sangat dibutuhkan di dunia kerja nantinya.
Kolaborasi antara UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan Desa Candimulyo ini diharapkan bisa menjadi model sinergi kampus-desa yang ideal. Di mana kedua belah pihak saling belajar, saling menguatkan, dan bersama-sama menciptakan solusi untuk berbagai tantangan pembangunan.
"Kami yakin, dengan semangat gotong royong dan keterbukaan, 45 hari ke depan akan penuh dengan karya nyata yang bermanfaat," tutup Kepala Desa Parman dengan penuh keyakinan.
Kini, perjalanan telah dimulai. Sebuah babak baru pengabdian, pembelajaran, dan persahabatan sedang ditulis di Desa Candimulyo. Seluruh warga desa dan para mahasiswa siap menjalin kerja sama erat untuk menciptakan perubahan positif yang nyata dan berkelanjutan.
PLATFORM
Desa Candimulyo memanfaatkan berbagai platform media, diantaranya Website, media sosial Facebook, Instagram, Youtube dan Tiktok untuk menyampaikan fragmen program kegiatan sebagai sarana edukasi, sosialisasi advokasi dan intervensi program. Dengan menggunakan media analog dan digital, Desa Candimulyo berharap dapat menjangkau lebih luas, membangun sinergitas, aksesibilitas publik dan memaksimalkan program.