Arus zaman mengalir begitu deras, membawa serta gelombang digital yang tak bisa lagi kita abaikan. Dahulu, toko kelontong di sudut jalan atau warung makan sederhana di pinggir desa mungkin hanya mengandalkan pelanggan lokal yang lewat. Namun, hari ini, di samudra informasi yang tak bertepi, visibilitas adalah kunci, dan kemudahan transaksi adalah mahkota.
Di tengah pusaran perubahan ini, kita patut merenung: siapa sebenarnya nadi ekonomi kita? Jawabannya ada pada pundak-pundak tangguh para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Mereka bukan sekadar penyedia barang dan jasa; mereka adalah tulang punggung perekonomian lokal, pencipta lapangan kerja, dan penjaga identitas sebuah daerah. Bayangkan jika UMKM ini tergerus arus zaman hanya karena mereka belum "terlihat" atau belum "terhubung"? Sebuah kerugian besar yang tak terhingga.
Pentingnya UMKM di Era Baru: Lebih dari Sekadar Bisnis
Era telah berubah. Dari transaksi tunai ke non-tunai, dari promosi lisan ke digital, dari toko fisik ke etalase virtual. Jika UMKM kita tak mampu beradaptasi, mereka akan perlahan terpinggirkan. Ini bukan lagi pilihan, melainkan sebuah keharusan. UMKM yang melek digital berarti UMKM yang siap bersaing, mampu menjangkau pasar yang lebih luas, dan pada akhirnya, akan tumbuh berkembang, menopang kesejahteraan masyarakat sekitar. Mereka adalah jangkar yang menjaga stabilitas ekonomi desa, bahkan negara.
Melihat urgensi ini, Desa Candimulyo, Kecamatan Kertek, Kabupaten Wonosobo, tak mau tinggal diam. Sebuah visi besar mulai dirajut: menjadikan Candimulyo Ramah UMKM. Ini bukan sekadar slogan, melainkan sebuah komitmen nyata untuk menciptakan ekosistem yang kondusif bagi pertumbuhan UMKM lokal. Sebuah janji untuk membimbing, memfasilitasi, dan membuka jalan bagi setiap produk kebanggaan Desa Candimulyo agar dikenal dan dicintai lebih luas.
Jembatan Digital untuk UMKM Candimulyo: Google Maps dan QRIS
Lalu, bagaimana wujud keramahtamahan digital ini? Program digitalisasi UMKM menjadi salah satu pilar utamanya. Bayangkan, sebuah warung getuk yang lezat tersembunyi di balik gang-gang sempit, atau pengrajin bambu yang karyanya indah namun tak banyak yang tahu lokasinya. Mereka punya produk, punya kualitas, tapi tak punya peta. Di sinilah peran vital pemasangan Google Maps.
Dengan Google Maps, setiap UMKM memiliki "alamat" digital. Calon pembeli, baik dari desa tetangga maupun wisatawan dari kota lain, bisa dengan mudah menemukan lokasi mereka hanya dengan sentuhan jari. Dari "tidak terlihat" menjadi "sangat mudah ditemukan". Ini adalah revolusi sederhana yang membuka pintu peluang tak terbatas, meruntuhkan sekat geografis, dan membawa pasar datang langsung ke pintu mereka.
Tak hanya itu, kemudahan transaksi juga menjadi prioritas. Siapa sekarang yang masih nyaman membawa uang tunai banyak-banyak? Era cashless sedang merajalela. Di sinilah peran pendampingan pembuatan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) menjadi krusial. Dengan QRIS, transaksi menjadi super cepat, aman, dan efisien. Pembeli tinggal pindai, dan pembayaran selesai. Ini memberikan kesan modern, profesional, dan tentu saja, membangun kepercayaan. UMKM Candimulyo kini bisa melayani berbagai jenis pembayaran digital, dari dompet elektronik hingga mobile banking, segalanya di ujung jari.
Kolaborasi Emas: KKN UIN Jogja dan "ADUK CANDI"
Semua visi besar ini tentu tidak bisa diwujudkan sendirian. Di sinilah peran sentuhan gotong royong dan semangat keilmuan bersatu. Mahasiswa-mahasiswi KKN (Kuliah Kerja Nyata) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta hadir sebagai katalisator. Mereka bukan sekadar datang, mengajari, lalu pergi. Mereka adalah pendamping setia, yang dengan sabar dan telaten, membimbing para pelaku UMKM Candimulyo satu per satu.
Lewat program "ADUK CANDI" – yang merupakan singkatan dari "Ayo Dukung Produk Candimulyo" – semangat untuk memajukan UMKM lokal digelorakan. Tim KKN UIN Jogja secara aktif melakukan pendataan, mendampingi proses pendaftaran Google Maps, serta membimbing para pelaku usaha dalam membuat dan mengelola QRIS mereka. Mereka juga memberikan pemahaman tentang pentingnya branding sederhana, fotografi produk, hingga strategi pemasaran digital dasar. Ini adalah wujud nyata pengabdian, di mana ilmu yang didapat di bangku kuliah diaplikasikan langsung untuk kemaslahatan masyarakat.
Gerakan "ADUK CANDI" adalah undangan terbuka bagi siapa saja untuk ikut serta dalam perayaan geliat ekonomi lokal Candimulyo. Ini adalah seruan untuk berhenti sejenak, menoleh, dan mendukung produk-produk yang lahir dari tangan-tangan terampil warga desa. Setiap pembelian, setiap promosi kecil yang kita lakukan, adalah suntikan energi bagi mimpi besar UMKM Candimulyo.
Pada akhirnya, kisah Desa Candimulyo ini bukan hanya tentang teknologi. Ini tentang semangat adaptasi, tentang kolaborasi lintas generasi, dan tentang visi besar sebuah desa untuk tumbuh dan bersinar di era digital. Benih-benih digital yang ditanam hari ini, melalui Google Maps dan QRIS, dengan pendampingan tulus dari KKN UIN Jogja dan semangat "ADUK CANDI", akan tumbuh menjadi pohon-pohon harapan yang rindang, menghasilkan buah-buah kesejahteraan bagi seluruh warga Candimulyo, Kecamatan Kertek, Kabupaten Wonosobo. Ini bukan akhir, melainkan permulaan sebuah perjalanan yang menjanjikan. Mari terus dukung UMKM kita!
PLATFORM
Desa Candimulyo memanfaatkan berbagai platform media, diantaranya Website, media sosial Facebook, Instagram, Youtube dan Tiktok untuk menyampaikan fragmen program kegiatan sebagai sarana edukasi, sosialisasi advokasi dan intervensi program. Dengan menggunakan media analog dan digital, Desa Candimulyo berharap dapat menjangkau lebih luas, membangun sinergitas, aksesibilitas publik dan memaksimalkan program.