Wonosobo, [ 30 Juli 2025] - Di jantung Wonosobo yang sejuk, di antara bukit-bukit yang memeluk desa, sebuah kisah tentang harapan dan masa depan kini mulai terukir. Bukan sekadar agenda formal, melainkan sebuah inisiatif yang dirajut dengan kehangatan, bernama "Internalisasi Pengasuhan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dan Tamasya Bersama". Acara ini, buah kolaborasi apik antara Kemendukbangga dan BKKBN Jawa Tengah, telah menjelma menjadi mercusuar inspirasi bagi seluruh masyarakat Kabupaten Wonosobo.
Lebih dari Sekadar Angka: Jendela Emas Kehidupan
Mungkin bagi sebagian orang, 1000 HPK hanyalah deretan angka. Namun, bagi para pegiat kesehatan dan pemerhati tumbuh kembang anak, masa ini adalah "jendela emas", periode krusial yang menentukan kualitas hidup seseorang di masa depan. Di sinilah fondasi kecerdasan, kesehatan, dan bahkan karakter seorang anak dibangun. Menyadari urgensi ini, program internalisasi digagas untuk menyuntikkan pemahaman yang mendalam, praktis, dan menyentuh hati.
Kali ini, sorotan tertuju pada sebuah desa yang tak henti berinovasi: Desa Candimulyo, Kecamatan Kertek. Desa ini dipilih sebagai representasi nyata dari semangat gotong royong dan kepedulian. Mereka hadir melalui sosok Ibu Giyarti, seorang Ketua PKK dan Wakil Ketua Kampung KB Abhinaya yang dikenal dengan dedikasi tak tergoyahkan. Setiap kerutan di wajahnya memancarkan pengalaman, dan setiap senyumnya adalah jaminan ketulusan. Beliau tak sendiri; di sampingnya, Ibu Intan Pratiwi, S.E., sang PLKB Kecamatan Kertek, turut mendampingi. Dengan pembawaan yang ramah dan energi positif, Ibu Intan menjadi jembatan informasi yang efektif, memastikan setiap pesan sampai ke hati para peserta.
Belajar Sambil Berpetualang: Resep Menghipnotis Hati
Apa yang membuat program ini begitu istimewa dan menghipnotis? Konsepnya adalah perpaduan sempurna antara edukasi mendalam dan rekreasi yang menyegarkan. "Internalisasi" di sini bukan sekadar deretan presentasi yang membosankan, namun lebih menyerupai sesi berbagi pengalaman yang hidup, diskusi interaktif, dan simulasi praktis. Peserta diajak menyelami pentingnya nutrisi seimbang untuk ibu hamil dan bayi, stimulasi dini yang tepat untuk mengoptimalkan perkembangan otak, hingga tips mengelola emosi orang tua agar tercipta lingkungan yang penuh kasih.
Namun, yang membuatnya begitu melekat adalah sentuhan "tamasya bersama" ini. Ini bukan hanya tentang berpindah lokasi, melainkan tentang mencairkan suasana, menghilangkan jenuh, dan membuka ruang interaksi informal yang justru seringkali menjadi media paling efektif untuk menyerap ilmu. Di tengah tawa dan canda santai, pesan-pesan esensial tentang pengasuhan 1000 HPK meresap lebih dalam, tidak sebagai teori belaka, melainkan sebagai gaya hidup yang menyenangkan dan terjangkau.
Bayangkan, di tengah panorama alam Wonosobo, para peserta tidak hanya mendapatkan bekal ilmu pengasuhan terbaik, tetapi juga merasakan kebersamaan, membangun jejaring, dan mengisi ulang energi positif. Ini adalah contoh nyata bahwa pendidikan bisa disampaikan dengan cara yang manusiawi, menghibur, dan sangat efektif.
Masa Depan Bermula dari Sini
Ketika acara ini usai, yang tersisa bukanlah sekadar catatan atau sertifikat. Namun, ada benih-benih harapan baru yang telah ditanamkan di hati setiap peserta, khususnya di Desa Candimulyo. Ibu Giyarti dan Ibu Intan Pratiwi adalah ujung tombak yang akan meneruskan nyala semangat ini, memastikan bahwa ilmu yang didapat tidak berhenti di satu titik, melainkan terus mengalir, memberdayakan keluarga, dan membentuk generasi Wonosobo yang lebih cerdas, sehat, dan berdaya saing.
Kabupaten Wonosobo, dengan program seperti ini, tidak hanya membangun infrastruktur fisik, tetapi juga membangun infrastruktur kemanusiaan yang jauh lebih fundamental. Sebuah investasi jangka panjang yang hasilnya akan dipetik oleh generasi mendatang. Dan di Wonosobo, di bawah langit yang selalu menjanjikan, masa depan itu kini terasa lebih dekat, terangkai dalam setiap senyum dan harapan yang bertunas dari program ini.
PLATFORM
Desa Candimulyo memanfaatkan berbagai platform media, diantaranya Website, media sosial Facebook, Instagram, Youtube dan Tiktok untuk menyampaikan fragmen program kegiatan sebagai sarana edukasi, sosialisasi advokasi dan intervensi program. Dengan menggunakan media analog dan digital, Desa Candimulyo berharap dapat menjangkau lebih luas, membangun sinergitas, aksesibilitas publik dan memaksimalkan program.