Desa Candimulyo punya alasan untuk berbangga. Pasalnya, desa ini telah menorehkan sejarah dengan melahirkan polwan pertama, seorang perempuan muda bernama Mona Yowanda.

Mona bukan sekadar polwan biasa. Ia adalah simbol emansipasi bagi kaum perempuan di Candimulyo. Anak dari Bapak Sabar Widodo, seorang Komandan Linmas desa Candimulyo yang disegani, Mona tumbuh besar dengan nilai-nilai kedisiplinan dan pengabdian. Mungkin darah sang ayah mengalir dalam dirinya, membangkitkan semangat untuk membela dan mengayomi masyarakat.

Bertemu dengan Mona, kita akan langsung terpesona. Bukan hanya karena parasnya yang cantik, postur tubuhnya yang tinggi semampai, tapi juga karena auranya yang cerdas dan penuh semangat. Di balik senyumnya yang menawan, tersimpan tekad yang kuat untuk memberikan yang terbaik bagi bangsa dan negara.

Kepala Desa Candimulyo, Bapak Parman, tak bisa menyembunyikan rasa bangganya. "Mona ini anak yang membanggakan. Dia bukti bahwa perempuan desa juga bisa meraih cita-cita setinggi langit," ujarnya dengan mata berbinar.

Kisah Mona Yowanda adalah oase di tengah isu-isu kesetaraan gender yang masih menjadi pekerjaan rumah bangsa ini. Ia adalah inspirasi bagi para gadis desa lainnya untuk berani bermimpi dan mengejar cita-cita setinggi mungkin. Mona membuktikan bahwa dengan kerja keras, dedikasi, dan dukungan dari lingkungan sekitar, tidak ada yang mustahil.

Semoga kisah Mona dapat terus menginspirasi dan menjadi penyemangat bagi kita semua, bahwa emansipasi bukan hanya sekadar jargon, tapi sebuah kenyataan yang bisa kita wujudkan bersama. Bangga Candimulyo, bangga Indonesia!

PLATFORM 

Desa Candimulyo memanfaatkan berbagai platform media, diantaranya Website, media sosial Facebook, Instagram, Youtube dan Tiktok untuk menyampaikan fragmen program kegiatan sebagai sarana edukasi, sosialisasi advokasi dan intervensi program. Dengan menggunakan media analog dan digital, Desa Candimulyo berharap dapat menjangkau lebih luas, membangun sinergitas, aksesibilitas publik dan memaksimalkan program.